SUGESTI BUKAN ILMU KEBATINAN

"Seandainya kala itu Plato betul-betul serius membedah rahasia ilmu kebatinan, tentu dunia supranatural di era cyber-space ini sudah terbebas dari segala bentuk selubung misteri. Rasa ingin tahu orang tentang dunia supranatural, niscaya sudah terjawab tuntas".

PLATO memang pernah bersungguh-sungguh memecahkan misteri kenapa orang bisa duduk bersila kemudian terbang ke atas (levitasi), atau menghancurkan benda dalam jarak tertentu melalui daya pikiran (telepsikokinesis). Akar permasalahan dicoba diuraikan secara metafisika, sebuah teori penjabaran yang merupakan gabungan ilmu fisika dan ilmu matematika. Juga dicari melalui rumus-rumus kimia. Seperti kenapa, jika seseorang di Cina rajin minum ramuan tertentu lalu akhirnya bisa jalan mengambang di atas air dan sejenisnya.

Sesungguhnya penelitian ilmiah Plato sudah separuh jalan, namun tanpa sebab yang jelas tiba-tiba terhenti. Filsuf lain, tidak ada yang tertarik meneruskan penelitian Plato itu. Pada masa itu, anggapan terhadap ilmu kebatinan hanya bagian nujum dan sihir, membuat mereka enggan meneruskan penelitian tersebut. Sehingga dianggap tidak perlu diurai, diteliti apalagi diilmiahkan. Sekali pun demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Rumus-rumus Plato sudah didokumentasikan secara tertulis. Masih tersimpan atau malah sudah hilang, tidak ada yang tahu. Jika sekarang ada yang menemukan, pastilah, dalil-dalil Plato itu akan meruntuhkan persepsi sebagian besar masyarakat yang beranggapan, kebatinan hanya kekuatan sugesti semata. "Kalau cocok, ya sembuh. Kalau yakin, ya naiklah jabatan Anda".

MEMORI OTAK KECIL
Pada dasarnya, ilmu kebatinan bukan ilmu sugesti. Apalagi ilmu titen. Kedua dalil tersebut lebih cocok diterapkan dalam dunia psikologi atau ilmu jiwa. Atraksi-atraksi supranatural, yang sering dipertunjukkan - diakui atau tidak - sungguh-sungguh berasal dari kekuatan supra atau pancaran daya batin. Bukan dari sugesti. Karena itu tidak dapat direspon oleh logika atau daya nalar kita. Irasionalitas inilah yang sebetulnya ingin dibedah oleh Plato.

Sugesti, berangkat dari pikiran kemudian masuk ke sensor otak kecil. Otak yang menyimpan memori dan mimpi-mimpi, kumulan perasaan dan bayangan halusinasi. Setelah itu ditransfer ke jiwa manusia. Misalnya, seseorang yang menggunakan tanda pangkat baru, pasti akan mengalami sebentuk perasaan yang sulit dilukiskan. Dalam kesimpulan sederhana, ia merasa bangga, terpuaskan secara batiniah dan mengalami kebanggan tertentu.

Ia tersugesti oleh pangkat atau kedudukannya sebagai pemimpin baru. Kejiwaannya pun mengalami distorsi dan perubahan-perubahan. Kalau perubahan ini tidak terkendali maka akan mengubah perangai kesehariannya. Misal seorang pemimpin umum yang tidak menguasai bidang yang ditanganinya tapi terlanjur sudah diangkat, maka sugesti sebagai pemimpin akan menjadikan dirinya seorang yang pantang ditentang, selalu benar atau pandai. Meski kepandaiannya hanya sekadar kepandaian mencuri ide bawahan atau ide orang lain yang memang mumpuni dalam bidangnya. Lama kelamaan orang seperti ini akan mengalami gangguan jiwa dan bersekutu dengan komunitas orang-orang gila.

MUJIZAT YANG KEBETULAN
Sugesti memang dahsyat. Meski begitu ia bukan bagian dari ilmu kebatinan atau gugusan irasionalitas. Ia hanya kebatinan atau gugusan irasionalitas. Ia hanya melibatkan panca indera. Sugesti tidak bisa dijadikan parameter untuk dunia irasionalitas atau kebatinan. 
Seseorang yang tersugesti oleh rasa taku berlebihan, pada saat dikejar puluhan orang pada sebuah jalan buntu memanjang, tanpa terduga-duga bisa meloncati tembok setinggi tiga meter yang menghadang di depannya. Orang itu kebetulan sekali, mengalami keajaiban supranatural. Tapi bukan orang sakti. Kalau dia bisa mengulang-ulang terus kejadian itu secara sengaja tanpa harus dikejar puluhan orang seperti maling ayam tadi, nah itu baru luar biasa. Ia hanya tersugesti oleh dirinya sendiri untuk secepat mungkin menyelamatkan diri.

Segala sesuatu yang serba kebetulan inilah, yang sesungguhnya diburu oleh pelaku kebatinan sejati. Seperti "maling ayam" tadi, yang tiba-tiba mengalami kondisi alpha, hening, suwung, sebentuk kondisi yang dialami paranormal sejati saat masuk ke puncak semadi. Sebuah kondisi maya, antara ada dan tiada. Karena latar belakang kondisi seperti inilah, seseorang tiba-tiba mengalami muncratan kepekaan indera. Kalau memang maling ayam tadi itu, hanya kebetulan mendapat mujizat.

Melalui puasa, tirakat dan bermantera, setiap paranormal sejati akan berusaha sedemikian rupa, kondisi yang serba kebetulan tadi, dapat dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang. Kalau hanya meniru tingkah binatang, memampatkan dan mengedarkan nafas terus dilakukan berulang-ulang, itu namanya ilmu silat, kung fu atau tenaga dalam. Bukan ilmu kebatinan.

Proses ilmu kebatinan, sedikit pun tidak memiliki kaitan dengan daya sugesti. Tapi sebuah proses penelusuran misteri supranatural itu sendiri. Mengasah seluruh panca-indera dan memelihara kepekaan rasa yang pada akhirnya lahir sebagai daya intuisi. Intuisi atau isyarat panggrabitan akan muncul setelah seseorang mengalami berbagai macam keajaiban supranatural. Kondisi ini juga merupakan awal lahirnya indera keenam, ketujuh, kedelapan dan seterusnya.

MENIDURKAN OTAK
Secara filosofis, intisari kegiatan kebatinan adalah mengisyaratkan fungsi otak besar, kanan dan kiri. Lali memberi kesempatan kepada otak kecil, yang teramat jarang difungsikan oleh masyarakat yang selalu berpikir rasional -  kecuali pada waktu tidur, berkhayal, jatuh cinta atau mengalami kecemasa, keriangan dan ketakutan yang luar biasa - untuk berlayar diatas gelombang supranatural. Dalam kondisi ini seluruh atmosfer yang bernuansa sugestif disingkirkan. Karena hanya akan menjebak pelaku oleh batin masuk ke alam khayali. Alam yang hanya direkayasa sendiri dan tidak pernah terbukti perwujudannya.

Jika seseorang sampai terjebak oleh alam khayali, pada saat melakukan prosesi spiritual magis kebatinan, niscaya dia mulai masuk ke fase awal kegilaan. Dalam arti tidak mengerti dan tidak mampu membedakan, batasan antara gaib dan nyata. Hanya menganggap dirinya sudah bisa. Dia hanya berkahayal bisa dan mesugesti dirinya sedemikian rupa bahwa sudah bisa. Lalu mulai memamerkan kepada orang lain secara profesional atau terselubung. Melakukan pembodohan kepada orang-orang yang tidak bisa membedakan antara paranormal sejati dan paranormal gadungan. Orang seperti ini sudak semakin masuk ke tataran orang gila, paranoid, psikopat atau tida menginjak bumi. Ia cuma ingin menipu dan meraup keuntungan material atau untuk memenuhi tuntutan agar disembah-sembah, padahal cuma orang gila.

"Hati-hati nak ...jangan belajar kebatinan. Nanti mbeledug lho ...". Maksudnya, nanti sinting lho. Nah, awal mula kesintingannya ya seperti yang diuraikan di atas.

SUGESTI VS GAIB
Alangkah malangnya seorang klien, cantrik, anak buah, pasien entah apalagi sebutannya. jika ditangani orang yang hanya mengaku paranormal seperti di atas. Mereka datang lalu dicekoki sugesti, karena paranormal bersangkutan, juga cuma punya sugesti. Tentu saja, sekadar penyaluran seugesti tidak bakal menyembuhkan petaka gaib yang dialami pasiennya.
Seandainya rasa percaya diri sudah ditumbuhkan, apakah petaka gaib yang bersarang di tubuh pasien otomatis juga melenyap?. Sugesti cuma bisa melawan sugesti. Tidak mampu mematahkan gaib. Gaib harus dilawan dengan gaib. Sebab gaib memiliki struktur dan formasi yang berbeda dengan manusia. Ia ada di luar tubuh namun bisa mempengaruhi metabolisme tubuh manusia. Sugesti ada di dalam tubuh tapi tidak bisa mempengaruhi kondisi perasaan manusia saja, yang selanjutnya direspon oleh otak besar menjadi sebuah gerakan atau perubahan semangat hidup. 

Meski tubuh kita juga mengandung unsur gaib seperti roh, jiwa dan nyawa serta hati nurani, namun keempatnya berbeda dengan gaib yang dimaksud dalam dunia kebatinan. Masing-masing gaib di tubuh itu, hanya lambang dari kehadirang Sang Maha Pencipta dalam tubuh manusia.

POROS ABADI
Di Jawa unsur gaib disimboliskan sebagai sedulur papat. Masing-masing memiliki watak dan pembawaan. Bertahta dalam aliran darah, pernafasan, tulang sumsum dan daging. Mereka membantu kita untuk mengerti misteri alam gaib pribadi kita dan alam semesta. Pengertian ini hanya ada dalam ilmu ini diposisikan sebagai poros abadi atau pancer. Karena itu, disebut sedulur papat kalimo pancer.

Pemahaman di Ilmu Kejawen ini sangat bertolak belakang dengan pemahaman di aliran kebatinan yang menggunakan kekuatan siluman. Penganut ilmu siluman tidak perlu susah payah menghayati misteri empat gaib kebatinan seperti di Kejawen, atau mengurai keajaiban tubuhnya sendiri tapi cukup barter dengan siluman yang memberinya kesaktian, baik berupa nyawanya sendiri atau sogokan-sogokan bermacam jenis. Aliran ini disebut aliran prewangan.

Dalam anggapan sebagian masyarakat, mereka dijuluki dukun sihir atau ilmu nujum.  Firaun di Mesir juga menggunakan ahli sihir dalam mengelola kerajaan serta membasmi musuh-musuhnya, namun toh kalah telak pada saat melawan Nabi Musa.

BERANGKAT KE PERADUAN
Ketika orang melakukan semedi, dia tidak sedang melakukan auto-sugesti. Tapi menghayati seluruh panca inderanya, meresapi segala bentuk keunikannya. Termasuk juga mengangktifkan seluruh panca indera untuk melangkah tanpa bergerak. Untuk menciptakan kondisi hening. Kondisi ini tidak bisa direkayasa atau disugestikan agar hening. Namun ia akan berproses tanpa kita sadari, seperti proses di malam hari ketika kita berangkat ke peraduan. Apa ada yang sadar bahwa sudah tertidur ?.
Batas kesadaran, hanya kita alami pada saat naik ke peraduan, meluruskan kaki, memasang selimut dan menutupkan kelopak mata. Setelah itu tertidur. Kita baru sadar bahwa sudah selesai tidur, ketika bangun lagi pada esok hari. Pada saat tertidur, fungsi otak besar diistirahatkan, diganti otak kecil. Maka dari itu, kita juga sering mengalami mimpi-mimpi.

Kondisi hening dengan uraian singkat di atas tersebut, yang mengaktifkan daya gaib pada tubuh manusia. Ketika masuk ke puncak semedi, sesungguhnya kita mengalami mati suri. bada astral keluar dari tubuh dan mengembara ke alam gaib. Alam tanpa batasan ruang dan hitungan waktu. Seluruh fungsi organ manusia berhenti bekerja.

Kita mengalami komunikasi tanpa dialog dengan alam semesta itu - tidak hanya berwujud tata surya dan galaksi saja - yang merupakan awal dari seluruh awal terjadinya jagad raya. Berbincang-bincang dalam atmosfer gaib dengan sebentuk zat tanpa bobot dan tanpa kata-kata. Semua itu berlangsung tanpa disengaja. Tiba-tiba terjadi begitu saja. Seperti berangkat ke peraduan pada malam buta.

Proses semacam ini, ditambah penguasaan mantera dan pengolahan oleh paranormal sejati. Sampai pada akhirnya ada sebentuk kekuatan gaib yang membungkus roh, jiwa, nyawa dan hatinuraninya. Pada saat itulah ia mengalami keajaiban supranatural, dan dipilih untuk melakukan sebentuk misi tertentu di dunia.

Jadi pada hakikatnya, ilmu kebatinan bukan dilahirkan oleh sugesti. Tapi dari sebentuk sumber daya gaib yang luar biasa besar, kekuatan dan keajaibannya. Sugesti sama sekali bukan supranatural. Kalau tidak percaya, sugestilah diri Anda sendiri, bahwa api tidak panas dan tidak menghanguskan. Lalu jilatlah sebuah lempengan besi membara dari seorang tukang pande besi dengan lidah Anda.
Apa yang terjadi ?.




Kembali                    Selanjutnya